ihlas kunci kebahagiaan didunia dan ahirat
Monday
Sungguh keikhlasan hatilah yang
merupakan harta yang paling berharga
danyang paling hakiki seorang manusia di dunia dan akhirat.
karena Semua ibadah yang dilakukan
tanpa keihlasan,niscaya akan berbuah
kesia siaan belaka.
Manusiayang mampu untuk ihlas, adalah manusia yang berkarakter kuat keIMANannya terhadap tuhannya.ia hanya meyakini bahwa yang paling penting di dunia ini adalah ridha Allah S.W.T.
Sehingga ia jelas orientasi
hidupnya,dan langkah yang akan di ambil serta harapan-harapan yang akan diraihnya.
Orang semacam inilah yang dinamakan
orang yang paling menikmati hidupnya
karena ia bersungguh-sungguh dalam
menjaga keikhlasannya.
Sebuah keikhlasan sangat berperan
dalam kehidupan kita karena keikhlasan
berhubungan dengan (dua) kewajiban, yaitu: meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar.
Dalam kitab AL HIKAM
karya Syeikh Ibnu Atho’ilah menjelaskan
tentang kedudukan seorang hamba dalam amal perbuatannya, terdapat dua tingkatan kemuliaan
seorang hamba ahli ikhlas, yakni hamba Allah yang ABRAR dan yang MUQOROBBIN.
Keikhlasan seorang abrar adalah apabila amal perbuatannya telah bersih dari riya‘ baik yang jelas maupun tersamar. Sedangkan tujuan amal
perbuatannya selalu hanya pahala (Surga) yang dijanjikan Allah SWT.
Adapun keikhlasan seorang hamba yang
MUQOROBBIN adalah,ia merasa bahwa semua amal kebaikannya semata-mata karunia Allah kepadanya,Sebab Allah yang memberi hidayah dan taufik. Dengan kata lain, amalan seorang hamba yang ABRAR
dinamakan amalan lillah, yaitu beramal karena Allah.
Sedangkan amalan seorang hamba yang MUQOROBBIN
dinamakan amalan billah, yaitu beramal dengan
bantuan karunia Allah. Amal lillah menghasilkan
sekedar memperhatikan hukum dzahir,
Sedang alloh swt juga menegaskan dalam firmannya tentang amalan LILLAH dalam surat hud ayat: 15-16 dijelaskan
artinya:
"Barangsiapa yang menghendaki (dengan ibadahnya)
kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di
dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak
akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah
di akhirat apa yang telah mereka usahakan di dunia
dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (QS.Hud: 15-16)
billah menembus ke dalam perasaan kalbu. Pantaslah seorang ulama ahli hikmah menasihatkan, "Perbaikilah amal perbuatanmu dengan
ikhlas, dan perbaikilah keikhlasanmu itu dengan perasaan bahwa tidak ada kekuatan sendiri, bahwa
semua kejadian itu hanya semata-mata karena bantuan pertolongan Allah saja."
Begitupula dengan sabda nabi.SAW
Yang mengedepankan betapa pentingnya keikhlasan:
Dari Amirul Mukminin, Umar bin Khathab ra, ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,“Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung
kepada niatnya dan tiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya
kepada Allah dan RasulNya, maka ia akan
mendapatkan pahala hijrah karena Allah dan Rasulullah. Barang siapa yang hijrahnya karena faktor duniawi yang akan ia dapatkan atau karena wanita yang akan ia nikahi, maka ia dalam hijrahnya itu ia hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan."(HR Bukhari-Muslim)
Dalam penyembahan terhadap zat yang maha suci,maka janganlah kita menyertakan kemusrikan,karena kemusrykan senantiasa mengikuti dalam setiap amalan kita secara halus.maka kita harus selalu waspada.dengan cara menafikan kehambaan dan meng istbatkan semua adalah tindakannya.(zatulloh
)
Dengan demikian kita akan bisa mencapai keihlasan dalam beramal.itulah kunci utama dalam berihlas.
firman alloh S.W.T
artinya:
dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu
kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang musyrik." (QS
Yunus 10: 105)
"Katakanlah:Sesungguhnya
shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS al-An’aam[6]: 162)
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-Hasyr
[59]: 18)