kematian sang pecinta
Sunday
kematian sang pecinta
Para pecinta,
yang dengan ikhlas
mati dari diri mereka sendiri
mereka bagaikan gula
di hadapan Sang Kekasih.
Pada Hari Perjanjian
mereka minum Air Kehidupan
sehingga matinya jiwa mereka
tak seperti kematian orang lain.
Karena mereka telah dibangkitkan dalam Cinta,
kematian mereka tak seperti
orang kebanyakan.
Dengan kelembutan-Nya
mereka telah melampaui tingkat para malaikat
sama sekali tak bisa kematian mereka
dibandingkan dengan orang kebanyakan.
Apakah kau sangka Singa mati bagai anjing,
jauh dari hadirat-Nya?
Ketika para pecinta mati di tengah Jalan,
Sang Raja Ruhaniah berlari menyambut.
Ketika mereka mati di kaki Sang Rembulan
mereka menyala bagaikan Matahari.
Jiwa para pecinta sejati itu bersatu
mereka mati dalam saling mencintai.
Derai embun Cinta membasuh jantung mereka,
mereka sampai pada kematian
dengan hati berdarah-darah.
Setiap mereka,
mutiara yatim tiada tara,
tidaklah mereka mati di sisi ayah-ibunya.
Para pecinta terbang menembus lelangit,
para pembangkang terpanggang dalam Api.
Para pecinta terpana menatap yang tak-terlihat,
selain mereka, semua mati dalam buta-tuli.
Sepanjang hidupnya, para pecinta ketakutan,
karenanya mereka berjaga menghidupkan malam
kini mereka mati tanpa takut atau bahaya.
Mereka yang disini memuja dunia,
hidup bagaikan ternak,
dan akan mati seperti keledai.
Mereka yang hari ini mendamba wajah-Nya,
akan mati berbahagia,
gembira dengan apa yang mereka lihat.
Sang Raja menempatkan mereka
di sisi Rahmat-Nya
mereka tak mati dengan hina.
Mereka yang meneladan kebajikan Muhammad,
akan mati bagai Abu Bakar atau Umar.
Jiwa-jiwa mereka sama sekali tak tersentuh
kematian ataupun kehancuran.
Bahkan kudendangkan ode ini
kepada mereka yang menyangka
jiwa-jiwa mereka telah mati.
by:jalaludin rumi
Para pecinta,
yang dengan ikhlas
mati dari diri mereka sendiri
mereka bagaikan gula
di hadapan Sang Kekasih.
Pada Hari Perjanjian
mereka minum Air Kehidupan
sehingga matinya jiwa mereka
tak seperti kematian orang lain.
Karena mereka telah dibangkitkan dalam Cinta,
kematian mereka tak seperti
orang kebanyakan.
Dengan kelembutan-Nya
mereka telah melampaui tingkat para malaikat
sama sekali tak bisa kematian mereka
dibandingkan dengan orang kebanyakan.
Apakah kau sangka Singa mati bagai anjing,
jauh dari hadirat-Nya?
Ketika para pecinta mati di tengah Jalan,
Sang Raja Ruhaniah berlari menyambut.
Ketika mereka mati di kaki Sang Rembulan
mereka menyala bagaikan Matahari.
Jiwa para pecinta sejati itu bersatu
mereka mati dalam saling mencintai.
Derai embun Cinta membasuh jantung mereka,
mereka sampai pada kematian
dengan hati berdarah-darah.
Setiap mereka,
mutiara yatim tiada tara,
tidaklah mereka mati di sisi ayah-ibunya.
Para pecinta terbang menembus lelangit,
para pembangkang terpanggang dalam Api.
Para pecinta terpana menatap yang tak-terlihat,
selain mereka, semua mati dalam buta-tuli.
Sepanjang hidupnya, para pecinta ketakutan,
karenanya mereka berjaga menghidupkan malam
kini mereka mati tanpa takut atau bahaya.
Mereka yang disini memuja dunia,
hidup bagaikan ternak,
dan akan mati seperti keledai.
Mereka yang hari ini mendamba wajah-Nya,
akan mati berbahagia,
gembira dengan apa yang mereka lihat.
Sang Raja menempatkan mereka
di sisi Rahmat-Nya
mereka tak mati dengan hina.
Mereka yang meneladan kebajikan Muhammad,
akan mati bagai Abu Bakar atau Umar.
Jiwa-jiwa mereka sama sekali tak tersentuh
kematian ataupun kehancuran.
Bahkan kudendangkan ode ini
kepada mereka yang menyangka
jiwa-jiwa mereka telah mati.
by:jalaludin rumi